9 fakta tentang aqiqah

Aqiqoh Jabodetabek - 9 fakta tentang aqiqah

1. Asal kata
Aqiqah berasal dari bahasa Arab, yaitu kata ‘Aqq yang berarti memutus dan melubangi. Ada pula yang mengatakan bahwa aqiqah adalah nama bagi hewan yang disembelih, dinamakan demikian karena lehernya dipotong. Selain itu, dikatakan juga bahwa aqiqah adalah rambut yang dibawa si bayi ketika lahir. Adapun maknanya secara syari’at adalah hewan yang disembelih untuk menebus bayi yang dilahirkan.

2. Definisi
Aqiqah berarti menyembelih kambing, memotong rambut, dan memberi nama pada hari ketujuh kelahiran seseorang anak sebagai ungkapan rasa syukur atas rahmat Allah SWT berupa kelahiran anak tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Seorang anak yang baru lahir tergadaikan oleh akikahnya. Maka disembelihkan kambing untuknya pada hari ke tujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama”. (HR. Ashabussunah)

3. Hukum
Hukum Aqiqah adalah sunnah muakkad bagi mereka yang mampu, bahkan sebagian ulama menyatakan wajib. Dan yang disunnahkan adalah orang yang menjadi penanggung nafkah dari bayi tersebut, baik ayah atau kakek atau siapa pun.

4. Syarat
Hewan dari jenis domba putih yang sehat umur minimal setengah tahun, atau kambing minimal satu tahun. Untuk anak laki-laki dua ekor, dan untuk anak perempuan satu ekor. Dalam penyembelihan Aqiqah, sebaiknya tidak mematahkan tulang dari sembelihan 'Aqiqah tersebut, dengan hikmah berharap akan keselamatan tubuh dan anggota badan anak tersebut. Aqiqah sah jika memenuhi syarat seperti syarat hewan Qurban, yaitu tidak cacat dan memasuki usia yang telah disyaratkan oleh agama Islam.

5. Waktu Pelaksanaan
Para ulama berbeda pendapat tentang batasan maksimal masih berlakunya sunnah melakukan aqiqah. Menurut mazhab Malik, waktu aqiqah hanya sampai pada hari ketujuh. Bila telah lewat dari hari ke tujuh, sudah tidak disunnakan lagi. Sementara menurut mazhab Hambali, jika aqiqah tidak bisa dilakukan pada hari ketujuh, maka masih bisa dilakukan pada hari keempat belas, jika tidak juga bisa pada hari keduapuluh satu.
Sedangkan menurut madzhab Syafi’i, pelaksanaan aqiqah tidak mengenal batasan usia. Jadi boleh kapan saja hingga menjelang akhir hayat, bahkan sebelum hari ketujuh boleh dilaksanakan.
Namun demikian, dianjurkan untuk dilakukan sebelum anak tersebut dewasa. Dan hukumnya bukan wajib, tetap sunnah. Sehingga meski tidak dilakukan, tidak berdampak apapun.

6. Acara hajatan
Adapun dagingnya maka orang tua anak bisa memakannya, menghadiahkan sebagian dagingnya, dan mensedekahkan sebagian lagi. Biasanya dengan mengumpulkan kerabat dan tetangga untuk menyantap makanan dari kambing aqiqah yang sudah matang. Di beberapa daerah di Indonesia, pelaksanaan aqiqah juga dilaksanakan dengan mengundang tetangga dan kerabat dekat. Ada yang membagikan undangan aqiqah yang resmi dan dengan menyertakan berkat (nasi dan lauk pauk). Namun hal ini tidak berlaku di beberapa daerah lainya. Di daerah tertentu undangan akikah hanya disampaikan melalui obrolan masyarakat, dari mulut ke mulut.

7. Memotong Rambut
Selain menyembelih kambing, ritual sunnah aqiqah yang lain adalah memotong rambut bayi. Seluruh rambut bayi di kepala dibersihkan dan ditimbang untuk kemudian ditukarkan dengan emas yang hasilnya dibagikan kepada fakir miskin. Untuk pemotongan rambut ini bisa sekaligus pada hari itu, atau dipotong saja sebagian rambut secara simbolis jika si anak dikhawatirkan rewel saat prosesi pemotongan rambut. Mengenai sedekah emas seberat rambut disesuaikan dengan kemampuan orang tua anak. Hikmahnya, selain membersihkan anak dari darah kotor yang masih menempel di rambut, juga sebagai pembersih harta dan bukti syukur pada Allah SWT.

8. Memberi Nama
Memberi nama yang baik adalah kewajiban seorang ayah, dan "peresmian" nama tersebut sebaiknya dilakukan saat prosesi aqiqah.

9.Hikmah
Banyak hikmah dari pelaksanaan aqiqah, beberapa diantaranya adalah.
  • Menghidupkan sunnah Nabi Muhammad SAW dalam meneladani Nabi Ibrahim AS saat tatkala Allah SWT menebus putra Ibrahim yakni Ismail AS. 
  • Perlindungan dari syaitan yang dapat mengganggu anak yang terlahir itu. Anak yang telah ditunaikan aqiqahnya insya Allah lebih terlindung dari gangguan syaitan. 
  • Tebusan hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya kelak pada hari perhitungan. 
  • Merupakan bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah SWT dengan lahirnya sang anak. 
  • Sarana menampakkan rasa gembira dalam melaksanakan syariat Islam 
  • Bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak umat Rasulullah SAW pada hari kiamat. 
  • Memperkuat persaudaraan di antara masyarakat.

Demikian  9 fakta tentang aqiqah. Jika seorang ayah mampu untuk menyembelih Aqiqah pada hari ketujuh, maka sebaiknya ia menyembelihnya pada hari tersebut. Namun, jika ia tidak mampu pada hari tersebut, maka boleh baginya untuk menyembelihnya pada waktu kapan saja. Semoga bermanfaat.
Share on Google Plus

About Global Desain Website

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar